Penjelasan Ilmiah Tentang Kantuk Setelah Makan - Bagi sebagian orang, kantuk adalah musuh utama yang harus dihindari karena kantuk dapat menghambat dan mengurangi produktivitas kerja.
Berbagai cara dilakukan untuk menghindari kantuk, salah satunya adalah melewatkan sarapan atau makan siang.
Alasan utamanya adalah mereka percaya bahwa perut kenyang bisa menyebabkan kantuk.
Penjelasan ilmiah tentang kantuk setelah makan
Benarkah seperti ini? Ternyata, keyakinan di atas adalah benar. Dibawah ini adalah penjelasan ilmiah tentang kantuk setelah makan
1. Aktivasi sistem saraf parasimpatik
Tahukah Anda bahwa ketika perut penuh, sistem saraf simpatis dan parasimpatik dikendalikan oleh tubuh? Seperti yang Anda ketahui, dua sistem saraf memiliki fungsi yang berlawanan. Jika fungsi saraf simpatik meningkatkan kinerja organ, saraf parasimpatik bertindak berbeda.
Ketika perut penuh, tingkat aktivitas sumsum tulang belakang (medula spinalis) dan sumsum tulang lanjut (medulla oblongata) berubah. Keadaan tubuh yang siap untuk mencerna makanan akan meningkatkan respon dari medulla oblong yang merupakan dasar saraf parasimpatik dan melemaskan sumsum tulang belakang yang merupakan dasar saraf simpatik.
Hasilnya adalah Anda akan merasa mengantuk dan lesu karena saraf parasimpatik aktif menyebabkan penurunan produksi hormon adrenalin, melambatnya denyut jantung dan pupil pada mata akan menyempit.
2. Peningkatan kinerja enzim
Enzim dalam tubuh dapat disamakan dengan pekerja yang memecah makanan yang dikonsumsi menjadi unit yang lebih kecil sehingga mereka lebih mudah diserap oleh tubuh. Tak lama setelah makan, dua jenis enzim tubuh diaktifkan untuk membantu proses pencernaan.
Enzim yang dimaksud adalah enzim pencernaan dan enzim metabolik. Anda harus tahu bahwa semakin banyak kalori yang Anda konsumsi, semakin banyak energi yang diperlukan tubuh Anda untuk meningkatkan kinerja kedua jenis enzim.
Jadi, wajar saja, jika Anda merasa ngantuk setelah makan besar, Anda akan menguap dan menjadi mengantuk karena tubuh harus berbuat lebih banyak untuk mencerna setiap makanan yang dikonsumsi.
3. Pasokan oksigen berkurang
Menurut para ilmuwan, perut yang terlalu penuh telah mengakibatkan penurunan 20-40% dalam kandungan oksigen tubuh. Mengurangi jumlah oksigen dalam darah menyebabkan otak mengirim sinyal ke tubuh untuk meminta lebih banyak oksigen. Kondisi ini disebut hiperventilasi.
Hiperventilasi ditandai oleh beberapa kondisi, salah satunya adalah meningkatnya intensitas menguap. Meskipun ini tidak selalu berhubungan dengan mengantuk, banyak orang berasumsi bahwa menguap adalah sinyal yang dikirim oleh tubuh karena kurang tidur.
4. Kebiasaan tidur Anda
Jika Anda tidak cukup tidur di malam hari, risiko kantuk setelah makan akan meningkat. Penurunan kinerja saraf simpatik setelah makan membuat tubuh rileks. Akibatnya, kantuk lebih sulit dihindari.
Solusi paling sederhana adalah mengembalikan ritme dan durasi tidur untuk kembali normal dengan menghindari begadang sampai pagi dan mengurangi tingkat stres.
5. Masalah kesehatan
Dalam beberapa kasus, penampilan kelelahan atau mengantuk adalah sinyal yang dikirim oleh tubuh untuk memberi tahu Anda bahwa ada sesuatu yang salah dengan masalah kesehatan Anda.
Penutup
Demikian tadi pembahasan tentang penjelasan ilmiah tentang kantuk setelah makan. Segera cari pertolongan medis jika kantuk lebih sering terjadi karena mungkin tanda penyakit tertentu, seperti diabetes, anemia, gangguan tiroid. Semoga bermanfaat